Sebuah kisah dikutip dari novel "Surat Dahlan"
Lukman adalah pekerja pada seorang majikan. Lukman dipanggil oleh majikannya, dia diminta untuk menyembelih seekor domba. Lukman mengerjakan perintah itu dengan cekatan. Ketika dia melaporkan bahwa dia sudah menyembelih domba, sang majikan menyuruhnya agar mengambilkan dua bagian daging yang paling enak, lagi-lagi lukman bergerak dengan gesit. Dia ambil lidan dan hati, dua bagian daging yang paling enak yang diminta oleh sang majikan.
Ketika sang majikan menerima lidah dan hati dari Lukman, sang majikan bertanya "Ada bagian daging yang lebih enak daripada lidah dan hati ini?
Lukman menjawab dengan santun "Tidak ada tuan"
Keeokan harinya, sang majikan memerintahkan hal yang sama pada Lukman. Kali ini dia suruh Lukman untuk membuang daging yang paling tidak enak, Lukman segera membuang lidah dan hati.
Sang majikan tertegun melihatnya. Karena tak tahan, sang majikan bertanya "Lukman, kemarin aku menyuruh kamu mengambilkan dua bagian daging yang paling enak, kau bawakan untukku lidah dan hati, hari ini aku menyuruhmu membuang dua bagian daging yang paling tidak enak, kau buang lidah dan hati. Apa alasanmu"
Dengan santun Lukman menjawab "Tuan, tak ada daging yang paling enak dan paling baik selain lidah dan hati, tentu bila keduanya baik. Tapi kalau keduanya tidak baik, tak ada daging yang paling tidak enak selain lidah dan hati"
------------
Menahan lidah agar tidak menyakiti, menjaga hati agar tidak menyimpan amarah dan benci.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar