©pesonascience.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 24 November 2010

ANTARA KORUPSI, IMAN DAN ILMU

Korupsi tidak akan pernah habis untuk dibahas, banyak buku, artikel, makalah, jurnal dan tulisan-tulisan lainnya yang membahas mengenai masalah korupsi karena korupsi masyarakat menjadi dirugikan akibat ulah para koruptor. Korupsi akan terus ada dan melekat selama manusia itu hidup. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan korupsi namun tinggal bagaimana keimanan mereka membentengi setiap perbuatan yang mereka lakukan serta ilmu yang mereka miliki untuk menilai mana yang benar dan mana yang baik.

Istilah korupsi dalam bahasa latin  yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka (Sumber : wikipedia). Disini tidak akan saya bahas banyak mengenai pengertian korupsi sebab banyak literatur yang memberikan referensi mengenai arti korupsi.
Korupsi sungguh sangat tidak mengenakan bila di dengar oleh telinga kita sebab perbuatan korupsi dapat menyengsarakan hajat hidup orang banyak, terlebih bagi koruptor dan keluarganya ketika sang koruptor dipergoki berbuat korupsi oleh sang penegak hukum bak petir di siang bolong menyambar, sungguh sangat menyakitkan lebih sakit daripada luka fisik. Namun sebelum perbuatan mereka diketahui perasaan bersalah sangat jauh menghinggapi mereka justru perasaan senang yang selalu datang menghampiri hati busuk para koruptor.

Beberapa pertanyaan saya temukan dalam tulisan-tulisan yang pernah saya baca di media internet mengenai korupsi. Pertanyaanya adalah “Siapakah Pelopor Korupsi? Mungkin kita tersenyum melihat pertanyaan tersebut, korupsi telah lama ada sejak manusia mengenal institusi atau organisasi. dan untuk menjawab pertanyaan siapakah pelopor korupsi jawaban saya lebih tepatnya adalah individu kita masing-masing sebab korupsi bisa muncul jika ada kesempatan tentunya dibarengi dengan imam yang lemah sehingga akal yang seharusnya digunakan untuk berpikir bijak menjadi hilang seketika.

Korupsi bisa berjalan karena ada kesempatan, saya berpendapat bahwa korupsi itu terjadi dikarenakan lemahnya iman dan ketidakmampuan seseorang untuk mengoptimalkan pendidikan yang telah mereka dapatkan, ilmu yang mereka miliki. Alhasil korupsi merajalela di bumi indonesia tercinta ini, seseorang yang kuat imannya namun tidak memiliki ilmu menjadi sasaran empuk untuk di perbodoh dan di perbudak. Sedangkan orang yang berilmu namun tak beriman seperti orang yang tak beragama, menggunakan ilmu yang mereka miliki untuk hal-hal yang jahat dan merusak tanpa memandang aturan-aturan yang dimuat dalam agama mereka masing-masing.

Dalam praktek, orang yang kuat iman namun tak berilmu tentu akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum nakal akibat keluguan orang tersebut, karena tidak tahu menahu asal usul rejeki yang ia dapatkan, sedangkan orang yang berilmu namun tak beriman tentu ajaran agama tidak mereka hiraukan. Mereka lebih mengagung-agungkan ilmu yang mereka punya tanpa menyeimbangkan dengan ajaran agama,  tidak tahu atas dosa yang akan mereka dapatkan kelak di akhirat akibat perbuatan mereka yang merugikan orang banyak. Orang yang seperti ini mungkin beranggapan sama dengan teori yang dikemukakan oleh Darwin, yang beranggapan bahwa manusia berasal dari kera akibatnya kelakuan mereka pun layaknya seperti kera, sifat alami yang dapat kita lihat pada sekelompok kera, para kera berusaha saling merampas makanan yang di miliki oleh kera lain disini berlaku hukum rimba siapa yang kuat dia yang menang. Lebih tepatnya para koruptor merupakan evolusi dari kera, koruptor merupakan kera-kera yang hidup di zaman modern sat ini, mereka juga masih menggunakan hukum rimba zaman nenek moyangnya terdahulu yaitu siapa yang kuat dialah yang menang. Namun di zaman modern ini para koruptor mengubah bunyi hukum rimba nenek moyangnya tetapi memiliki maksud dan arti yang sama yaitu yang menang  adalah orang yang berkuasa, kaya raya dan mempunyai jabatan untuk merampas hak-hak orang lain dengan seenaknya.

Inilah potret sebagian bangsa indonesia yang memiliki koruptor-koruptor  handal di dunia, bukan prestasi yang ditorehkan malah mencoreng nama baik indonesia. Disimpulkan bahwa koruptor merupakan orang yang beriman namun tak berilmu atau sebaliknya orang yang berilmu namun tak beriman.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Total Tayangan Halaman

About

Followers